Popular Products
- Aplikasi Berbasis Pendidikan
- Kompetisi Cerdas Cermat Online se-Jatim 2
- Kode Warna HTML
- Kisah Bunga Mawar
- Bocah Sebelas Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
- Apa Itu Paypal?
- Pengalamanku menggunakan Game For Smart
- Masalah Adalah Hadiah
- Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17 Untuk Proklamasi ?
- Kisah Mbah Lan di Pulau Bali
Cool Blogs
Sample Text
Text Widget
Blog Archive
-
▼
2013
(15)
-
▼
February
(10)
- Kisah Bunga Mawar
- Apa Itu Paypal?
- Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17 Untuk Proklama...
- Masalah Adalah Hadiah
- Bocah Sebelas Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
- Kisah Mbah Lan di Pulau Bali
- The power of No!
- Sekantong Bibit Kacang Tanah
- Meski Tubuh Tidak Sempurna, Hantarkan Anak ke Perg...
- Ibu dan Cintanya yang Tidak Pernah Habis
-
▼
February
(10)
Blogger Profile
Explore The Archive
-
▼
2013
(15)
- ► March (1)
-
▼
February
(10)
- Kisah Bunga Mawar
- Apa Itu Paypal?
- Mengapa Soekarno Memilih Tanggal 17 Untuk Proklama...
- Masalah Adalah Hadiah
- Bocah Sebelas Tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
- Kisah Mbah Lan di Pulau Bali
- The power of No!
- Sekantong Bibit Kacang Tanah
- Meski Tubuh Tidak Sempurna, Hantarkan Anak ke Perg...
- Ibu dan Cintanya yang Tidak Pernah Habis
- ► January (4)
Blogger Templates
Labels:
Sejarah
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan waktu yang sakral bagi bangsa
Indonesia. Pada waktu tersebut, Presiden pertama RI, Soekarno dengan
wakilnya Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang
sekaligus menjadi tonggak baru perjalanan bangsa yang terdiri dari
bermacam suku ini.
Berbekal secarik kertas yang berisi tulisan
tangan naskah proklamasi, Bung Karno dengan didampingi Moch Hatta,
mengumandangkan proklamasi tanda lepasnya bangsa Indonesia dari
penjajahan bangsa asing.
Namun, pemilihan tanggal 17 Agustus
sebagai waktu dibacakannya proklamasi bukanlah tanpa alasan. Dalam buku
Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah
Hardi, diceritakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus
sebagai waktu proklamasi kemerdekaan salah satunya adalah karena Bung
Karno mempercayai mistik.
Alasan itu disampaikan Bung Karno saat
berdiskusi dengan para pemuda, salah satunya adalah Sukarni, pada 16
Agustus 1945. Saat itu Bung Karno dan Bung Hatta 'diculik' oleh kaum
pemuda ke sebuah tempat di Rengasdengklok, Karawang.
'Penculikan'
itu dilakukan untuk menekan kedua proklamator itu agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel - embel Jepang.
"Yang
paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang
tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk
dijalankan tanggal 17," kata Bung Karno.
Mendengar pernyataan
Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. "Mengapa justru diambil tanggal 17,
mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya Sukarni.
Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
"Saya
seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan
pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku.
Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang
baik."
"Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang
berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti
saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat
itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci."
"Alquran
diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu
kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno seperti
ditulis Lasmidjah Hardi.
Kemudian pada sore harinya, Bung Karno
dan Bung Hatta dijemput kembali menuju Jakarta, setelah tercapainya
kesepakatan antara golongan muda dan tua. Saat itu, salah seorang
perwakilan golongan tua, Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada,
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945,
selambat - lambatnya pukul 12.00 WIB.
Bung Karno dan Bung Hatta
akhirnya kembali ke Jakarta. Singkat cerita, setelah melewati sejumlah
proses dan peristiwa, kumandang proklamasi akhirnya diproklamirkan Bung
Karno di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, pada pukul
10.00 WIB.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Komentar:
Post a Comment